Jurnalistik al Qur’an
(Studi tentang Nilai-Nilai Jurnalistik dalam al Qur’an)
Oleh Hasbullah, MA 19791212 200901 1015
Pendahuluan
Al Qur’an adalah Mu‘jizat yang kekal dan sentiasa diperkuat oleh kemajuan
dan perkembangan sains. Diturunkan Allah kepada Rasulullah untuk mengeluarkan
manusia dari suasana gelap menuju terang, serta membawa mereka ke jalan yang
lurus. Perkembangan dan kemajuan berfikir manusia senantiasa disertai wahyu
yang sesuai dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap
kaum, sampailah perkembangan tersebut mencapai perkembangan yang pesat.
Al Qur’an merupakan Risalah
Allah kepada Umat manusia secara universal. berbicara kepada akal manusia dan
perasaan hatinya, mengajarkan kepada manusia akidah tauhid, memurnikannya
dengan ibadah-ibadah, memberikan petunjuk kepada apa yang memberikan kebaikan
dan kemaslahatan pada kehidupan individu maupun masyarakat, al Qur’an juga
membimbing kepada jalan yang lebih baik, untuk mewujudkan dirinya,
mengembangkan pribadinya, meningkatkan dirinya pada kesempurnaan insani,
sehingga ia mampu mewujudkan bagi dirinya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
Artinya :
Dan kami turunkan kepadamu Al Qur’an menjelaskan tiap-tiap
sesuatu dan menjadi hidayah petunjuk, serta membawa rahmat dan berita yang
menggembirakan bagi orang-orang Islam.
Al Qur’an juga sejalan dengan
pelbagai macam disiplin ilmu baik dunia maupun akhirat karena Al Qur’an
diturunkan Allah dalam bentuk yang shumul dan tiada ditinggalkan sesuatu pun dalam Kitab Al Qur’an.
segala yang diperlukan mengenai dunia dan akhirat ada diterangkan asas-asas dan
intinya, Al Qur’an bukan saja membicarakan persoalan-persoalan agama tetapi juga
membicarakan mengenai apa-apa yang berhubungan dengan aspek kehidupan manusia,
Al Qur’an bukan buku Filsafat, bukan pula buku psikologi, sains atau
jurnalistik tetapi di dalamnya mengandung semua hal yang bersifat filosofis,
psikologis, jurnalistik dan isyarat sains lain. Seyyed Hossein Nasr dalam
bukunya Ideals and Realities of Islam[2] mengatakan bahwa Al Qur’an merupakan gambaran menyeluruh dari segala buku
yang melambangkan pengetahuan. Maka tak heran kalau Al Qur’an selalu
dijadikan sebagai objek referensi dalam setiap pembicaraan.
Yang menjadi masalah adalah Al Qur’an
sekarang hanya dijadikan sebagai simbol dalam hidup, sedang hakekat aplikasi
atau penerapannya belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, Al-Qur’an dilupakan
begitu saja, apalagi diera transisi seperti sekarang ini dengan terjadinya
berbagai macam gejolak baik politik, ekonomi dan sosial budaya. orang lebih
mengutamakan hal-hal yang bersifat politis daripada religi.
Al Qur’an bukan sebuah produk Jurnalistik, tetapi al Qur’an memeliki fungsi
dan peran jurnalistik, didalam al Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang
mengandung nilai dan unsur dari jurnalistik yang memberikan solusi terbaik bagi
keresahan masyarakat dan melahirkan kondisi kondusif perdamaian. Dalam
hal ini ummat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya sedang
menghadapi fenomena informasi dan komunikasi yang semakin mengglobal, yang
diwujudkan atau diwakilkan oleh kegiatan pers dan jurnalistik yang tidak
dinafikan media-media tersebut banyak dikuasai oleh non muslim atau muslim tapi
tidak memahami etika Islam.
Nabi
Muhammad SAW bukanlah seorang wartawan, jurnalis atau insan pers tapi dalam
diri beliau terdapat unsur dan semangat kewartawanan yang sangat tinggi
khususnya dalam menyampaikan pesan atau informasi yang diterimanya dari Allah
SWT melalui malaikat Jibril kepada ummatnya secara utuh dan menyeluruh,
meskipun terkadang ada juga ummatnya yang menaruh curiga, namun Nabi Muhammad
tetap menghadapinya dengan tenang, arif dan bijaksana, beliau juga tidak
menutup pertanyaan dan sanggahan dari ummatnya. Sehingga terjadi komunikasi
yang efektif dan sehat.
Jika
sekarang ini kita banyak mengetahui tentang wartawan atau jurnalis yang
profesional dalam menggambar dan mewujudkannya dalam bentuk berita dan
kejadian, kemudian dipublikasikan melalui koran atau media massa. Hal yang seperti ini juga pada zaman
Rasulullah, sesungguhnya para sahabat telah menjalankan fungsi kewartawanan
yang suci dan profesional, mereka mensponsori pemberitaan mengenai diri pribadi
Nabi Muhammad SAW baik yang berkenaan dengan Akhlaq, Hukum, Aqidah dan
lain-lain yang menjadi rujukan ummat Islam. Maka tidak berlebihan jika para
sahabat Rasulullah dikatakan sebagai wartawan-wartawan yang begitu mahir mengcover
berita-berita atau kejadian-kejadian pada zaman Rasulullah baik dalam
bentuk perkataan, perbuatan dan ketetapan darinya.
Para sahabatlah yang memindahkan berita-berita kepada
sahabat lainnya, kemudian kepada tabi’in lalu sampai kepada tabi’it
tabi’in. Ratusan ribu hadis yang berhasil dicatat oleh para ahli-ahli hadis
adalah berkat jasa Reportase para sahabat itu sendiri, maka jika kita
defenisikan Hadis itu sendiri secara bahasa bermakna berita, warta, kabar dan
kejadian. Yang dimaksud dari defenisi ini adalah segala berita dan kejadian
yang disandarkan kepadda Nabi Muhammad SAW dengan demikian, maka ilmu hadis
secara istilah didefinisikan ilmu yang mempelajari tentang berita-berita
kejadian yang berhubungan dengan diri Nabi Muhammad dan hasil kucur keringat
para sahabat. Sehingga untuk menjaga keaslian dan kesempurnaan berita yang
disampaikan. Para ulama hadis membagai hadis
dengan bebarapa derajat yaitu Mutawati, Shahih, Hasan, Dha’if dan Maudhu’.
Jurnalisme sudah sangat lazim digeluti
umat Islam. Hal ini dapat kita lihat
realita sehari-hari dengan banyaknya publikasi media massa dari mulai berbentuk
buletin bahkan hingga stasiun televisi. Maka sangat naif, jika ummat Islam
merasa enggan untuk terjun ke kancah jurnalisme atau dunia jurnalistik. Padahal
sesungguhnya di dalam al Qur’an terdapat kandungan nilai-nilai dari
jurnalistik.
Dengan mengetahui nilai-nilai atau unsur-unsur jurnalistik dalam Islam akan
memantapkan hati kita untuk berperan dalam dunia jurnalisme, mengokohkan niat
dan mempertebal keinginan untuk lebih banyak lagi memberi manfaat melalui dunia
penulisan. Nilai-nilai atau unsur-unsur itu yang kemudian akan memotivasi kita
untuk lebih banyak berbuat dengan memberikan konstribusi bermakna bagi dunia
jurnalistik di negeri ini khususnya Provinsi Jambi.